a. Uraian tumbuhan
 Terna, tegak, tinggi 15--50 cm, banyak percabangan, tumbuh subur pada tanah lembab. Batang bersegi, agak lemah. Letak daun berhadapan bersilang. Tangkai daun pendek atau hampir duduk. Daun bentuk lonjong dengan ujung dan pangkal runcing, panjang 2--5 cm, tulang daun satu di tengah. Ujung daun berambut pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, berkumpul dalam rangkaian 2--5, panjang tangkai bunga 5--10 mm, keras seperti kawat. Bunga bentuknya seperti payung, warna putih. Buah bulat, ujungnya pecah-pecah.
b. Bagian yang digunakan
Seluruh tumbuhan (Hedyotis Corymbosae Herba / shui xian cao), segar atau kering. Bahan ini sudah dibuat tablet, granule, dan obat suntik.
c. Sifat dan khasiat
Sifatnya manis, sedikit pahit, lembut, netral, agak dingin. Berkhasiat antiradang, peluruh kencing, obat bisul, menghilangkan panas dan racun, melancarkan peredaran darah.
d. Indikasi
Limfosarkoma, fibrosarkoma, kanker lambung, rektum, serviks, payudara, dan nasofaring. Juga digunakan untuk pengobatan radang tonsil, faringitis, bronkhitis, pneumonia, gondongan (mumps), radang akut usus buntu, hepatitis, kolesistitis, radang panggul, infeksi saluran kencing, sumbatan saluran sperma, malaria, bisul, dan borok. Pemakaian luar, herba segar dipipis halus untuk diurapkan pada memar, radang kulit bernanah (piodermi), tergigit ular, tersiram air panas, tulang patah, terkilir.
e. Cara pemakaian
- Lihat cara pemakaian Daun Encok.
- Lihat cara pemakaian Jali (3).
- Herba 15--60 g direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring dan diminum.
f. Efek samping
Setelah pemakaian selama 10 hari, beberapa penderita merasakan mulut menjadi kering. Suntikan dosis tinggi menyebabkan penurunan ringan jumlah sel darah putih yang kembali normal bila pemakaian obat dihentikan selama 3--5 hari. Selain itu, dapat menyebabkan nervus pada beberapa penderita bronkhitis asmatik kronis.
|
Catatan
Khasiat dan kegunaan herba ini serupa dengan rumput lidah ular (Hedyotis diffusa Willd.).
| 
|
